Rabu, 02 Desember 2009

Bocornya Tabung Gas Epiji Mengakibatkan Kebakaran Maut

Kebakaran maut yang menelan korban tujuh orang akibat bocornya tabung gas elpiji terjadi di Rumah Makan Soto Lamongan, Kedoya, Jakarta Barat, Senin (13/7). Kepala Polsek Kebun Jeruk Komisaris Hendra Gunawan mengatakan, gas bocor itu menyambar api kompor.

”Sejauh ini belum ditemukan kesengajaan. Kami juga menunggu hasil penyelidikan forensik,” kata Hendra.

Dalam pantauan di lokasi, selain tujuh korban tewas, terlihat sebuah sedan Mercedes Benz, Mitsubishi L-300, Honda Jazz, sebuah motor besar, dan lima motor bebek teronggok hangus di garasi. Kerangka bangunan juga hangus di bagian depan, lantai dua, dan sayap kanan bangunan yang menghadap ke jalan raya.

Tosin (30), seorang karyawan yang tidur di lantai dua, mengaku terbangun saat api mulai membesar tiba-tiba sekitar pukul 04.30. ”Saya melompat ke bawah dari lantai dua. Teman-teman yang lain juga banyak yang melompat,” kata Tosin yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah.

Menurut Tosin, ada 40 karyawan yang tinggal di rumah makan itu. Mereka dibagi dalam tugas di dapur dan melayani pemesanan.

Untuk memadamkan api, Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat mengerahkan 13 mobil pemadam. Api dipadamkan sekitar pukul 06.00.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Barat Komisaris Sungkono mengatakan, pihaknya berusaha mengatur lalu lintas di sekitar lokasi agar tidak terjadi kemacetan parah.

Standar Pertamina
Pertamina menjamin kualitas tabung elpiji dalam semua ukuran telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Vice President Komunikasi PT Pertamina Basuki Trikora Putra, Senin (13/7), mengatakan, sebelum keluar dari stasiun pengisian bahan bakar elpiji, semua tabung menjalani pengecekan untuk memastikan tidak ada kebocoran. ”Saya belum dapat laporan detailnya, info awal menyebutkan tabung kemasan 25 kilogram, sementara Pertamina tidak mengeluarkan tabung ukuran itu,” kata Basuki.

Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman, yang sering terjadi adalah kesalahan penggunaan oleh konsumen. Kesalahan itu antara lain pemasangan regulator yang tidak pas, membiarkan kompor dalam posisi gas sudah keluar, dan abai terhadap bau elpiji sebagai indikasi adanya kebocoran. ”Kalau indikasinya ada kebocoran, tolong diselidiki dulu bagaimana penggunaannya oleh konsumen. Kalau disebut tabung meledak, itu tidak mungkin,” papar Basuki.

Santunan pemkot
Pemerintah Kota Jakarta Barat memberi santunan Rp 1,5 juta kepada para korban kebakaran sebuah restoran di Kedoya, Jakarta Barat.

Wali Kota Jakarta Barat Djoko Ramadhan di Balaikota DKI Jakarta mengatakan, Pemkot Jakarta Barat akan memberikan layanan pemulangan jenazah secara gratis. Para korban meninggal berasal dari luar Jakarta.

Adapun Kepala Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta Paimin Napitupulu meminta masyarakat memeriksa tabung gas dan selang kompor gas sebelum memasak. Kebakaran yang terjadi di Rumah Makan Soto Lamongan itu terjadi karena tabung gas yang akan digunakan untuk memasak meledak.

Selain itu, warga diminta memeriksa instalasi kabel listrik di dalam rumah guna mencegah kebakaran. Banyak kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta karena hubungan pendek arus listrik.

Paimin mengatakan, dari awal Januari sampai 13 Juli, jumlah kasus kebakaran di Jakarta mencapai sekitar 367 kasus dan jumlah korban meninggal mencapai 27 orang. Ledakan tabung gas, kompor minyak, dan hubungan pendek arus listrik paling banyak menjadi penyebab kebakaran.(Dot/Eca/Win/Ong)

Sumber :
Kompas
Selasa, 14 Juli 2009, hal. 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar