BATAM: Pengguna jalan raya, Minggu (22/11) pagi dikejutkan dengan bunyi sirene mobil Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK). Dua mobil pemadam kebakaran ini, melaju cepat ke kawasan Pasar Pagi Lama, Tanjunguma mengikuti mobil pemadam lainnya yang duluan sampai di lokasi kebakaran. Sekira pukul 08.15 WIB itu, warga RT 4, RW 4, Pasar Pagi ini tak bisa berbuat banyak lantaran api dengan cepat membumihanguskan sedikitnya 23 rumah di kawasan tersebut.
Si jago merah kian nampak leluasa lantaran bangunan rumah warga hanya terbuat dari bahan yang mudah terbakar seperti triplek dan papan. Ditambah angin yang bertiup di pagi hari itu, api semakin cepat menjalar ke rumah lainnya. “Kami tadi mendengar ada ledakan sebanyak tiga kali,” kata seorang warga yang mengungsi sementara di masjid Namirah Tanjunguma. Pernyataan ini juga diaminkan warga lainnya. Warga pun menuding kebakaran itu disebabkan oleh ledakan kompor gas 3 kg bersubsidi yang mengalami kebocoran pada selangnya.
Namun hal ini belum bisa dipastikan. “Penyebab kebakaran belum bisa diketahui. Saat ini anggota (polisi) masih mengumpulkan bukti-bukti dan saksi,” kata Kapolsekta Lubukbaja AKP Didik Erfianto-yang saat itu tiba di lokasi kebaran bersama Kanit Reskrim Ipda Edy Wiyanto. Selain dua perwira polisi tadi, terlihat juga sejumlah polisi mengamankan lokasi kejadian.
Tujuh unit mobil kebakaran yang tiba di lokasi akhirnya berhasil menjinakkan api setelah ‘bertarung’ hampir satu jam. Hanya saja, 23 rumah milik 19 Kepala Keluarga itu tak lagi bisa terselamatkan. Saat ini, sedikitnya 84 jiwa harus kehilangan tempat tinggal mereka. Beruntung, usai dijinakkannya api, petugas dari Dinas Sosial Kota Batam tiba di pemukiman tersebut dan langsung mendirikan tenda penampungan sementara di samping masjid Namirah.
Ismiati, pedagang di pasar Tos 3000 ini mengaku pasrah dengan musibah yang menimpa keluarganya itu. “Tak ada yang bisa diselamatkan,” katanya. Saat kebakaran itu terjadi, ibu enam orang anak ini sedang berjualan kebutuhan dapur di pasar. Rumahnya terlahrata dengan tanah. pedagang di Pasar Pagi itumengaku mengalami kerugian Rp20 juta. Kata Ismiati, api bersumber dari sebuah rumah yang berjarak satu rumah dari kediamannya itu. “Rumah bertingkat itu,” katanya sambil menunjuk ke arah rumah yang juga sudah tinggal puing-puing reruntuhan.
Warga lainnya, Deni (25) mengaku masih beruntung karena sebelum api menjilat habis rumahnya, ia masih sempat mengeluarkan barang-barang berharga miliknya. Namun, ibu dua anak ini masih bingung harus kemana. “Pulang kampung, rumah di kampung juga sudah rata dengan tanah karena musibah gempa kemarin,” kata ibu muda asal Pariaman, Sumatera Barat ini.
Menengok ke rumah yang diduga sumber api itu, Ketua RT 04 Rw 04 Jaudi mengatakan, saat kejadian, rumah itu dalam keadaan kosong. “Nama pemiliknya kalau tak salah Aisyah tapi sering disapa mamak Rudi,” kata Jaudi. Ia pun mengaku belum mengetahui pasti penyebab kebakaran itu.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui jumlah pasti kerugian dalam kebakaran itu. Dua sepeda motor ikut hangus dalam musibah itu. Hingga siang, warga masih terlihat mengorek puing reruntuhan guna mencari harta benda yang masih bisa diselamatkan. Sejumlah warga berharap, simpanan berupa emas perhiasan masih bisa ditemukan dalam timbunan puing-puing kebakaran itu.
(Sumber : http://www.posmetrobatam.com ; Monday, 23 November 2009 07:50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar